nusakini.com--Jemaah haji Indonesia mulai tiba di Madinah Arab Saudi. Kedatangan mereka disambut suhu ekstrim musim panas.  

Hembusan angin kering dan debu berterbangan menemani udara panas yang berkisar lebih dari 45 derajat celcius. Kondisi ini langsung dirasakan jemaah setibanya di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah, saat mereka keluar dari pintu pesawat. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para jemaah dan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi. 

Lantas bagaimana tetap sehat di suhu ekstrim ini? Kasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Ika Nurfarida Sholeh menjelaskan, bahwa untuk menghindari kemungkinan terburuk, jamaah harus meminimalisir kegiatan di luar ruangan.  

“Ini dilakukan agar kondisi tetap fit saat puncak ibadah haji. Karena suhu di Kota Madinah sedang panas, sekitar 40 - 50 derajat celcius jika menjelang siang hari,” ujarnya di Madinah, Jumat (28/07).  

Jemaah juga diimbau perbanyak minum air putih agar tidak mengalami dehidrasi. Selain itu, mereka juga harus memakai masker yang telah dibasahi karena kelembapan udara di Kota Madinah sangat kering dan rendah. Jika tidak kuat, maka akan membuat hidung berdarah.  

“Yang paling ringan kulit kering dan bibir pecah-pecah. Sedang yang paling berat heat stroke yang dapat berakibat penurunan kesadaran hingga kematian," kata Ika Nurfarida Sholeh di sela mengurus kedatangan jemaah kloter pertama di bandara AMAA Madinah. 

Untuk mengantisipasi serangan penyakit akibat suhu tinggi, Ika memberikan sejumlah langkah pencegahan sebagai berikut: 

1. Meski tak terasa haus harus banyak minum, 300 cc/jam (segelas), tanpa menunggu haus. “Tidak mengapa meski harus sering ke kamar kecil,” katanya.

2. Memakai pelindung: payung, topi, alas kaki, kacamata hitam, berteduh, masker basah, tabir surya.

3. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan terutama di luar gedung.

4. Menyemprot wajah dan bagian tubuh yang terpapar sinar matahari. (p/ab)